Langsung ke konten utama

Day03 (02) : The Bliss Bakery Trilogy (by Kathryn Littlewood) Review

Berawal dari pelarian ketempat yang lebih 'nyaman, disana terdapat waktu senggang yang sangat banyak. Lalu terfikir untuk menghabiskan waktu untuk membaca, sesuatu yang tidak biasanya. ya fiksi..buku..lumayan tebel.. ane emang ga punya buku beginian, memang bukan genre ane. tapi, karena mau sesuatu yang beda yaudahlah coba baca aja toh buat ngabisin waktu di minggatland. Buku Bliss pertama yang ane baca emang minjem dari panda, katanya sih bagus. So we start it...
Book #1 :
Summer, di sebuah kota kecil di amerika terdapat toko roti sederhana yang ternyata mereka mempunyai rahasia besar selama berabad-abad. Toko roti yang resep-resepnya terkadang mengandung sihir, sihir yang baik tentunya. Pemilik toko roti tersebut adalah sebuah keluarga, namun bukan keluarga bisa tapi mereka berasal dari keturunan penyihir masakan yang terkenal dahulunya, mereka adalah keturunan "Bliss" yang mewarisi buku resep-resep sihir yang sangat rahasia yang terdapat diruang bawah toko mereka.

Rosemary bliss tokoh utama dari cerita ini anak pemilik toko roti bliss, dia adalah anak perempuan biasa diantara saudara-saudaranya yang istimewa (cantik dan tampan). Rose punya bakat masak dan dia memang sangat menyukainya. Dahulu keluarga bliss terbagi 2 kubu, kubu baik dan jahat. Rosemary termasuk dalam kubu keluarga bliss yang baik, mereka selalu membuat resep makanan yang baik dan sebaliknya. Resep-resep sihir bliss tentu memakai bahan-bahan ajaib, seperti air mata kurcaci atau angin dimusim semi etc.

Di buku pertama yang ane baca ini, ceritanya lumayan seru. Banyak hal-hal ajaib terjadi, masuk akal. Tapi, alurnya sudah terbaca dan menurut ane ceritanya diulur-ulur (ky sinetron) dan lagi gampang ketebak cerita berikutnya. Bab-bab awal memang seru tapi lama-lama...kelama'an...
Disini, ane ga suka karakter utamanya yang gampang terpengaruh orang lain... hmm mungkin karena ane ga suka sihir, jadi menurut ane this is not right. all magic it must be from witch and witch must be evil, none good at all.
Tapi, akhirnya ane emang namatin ni buku dan emang niat juga buat baca ke2nya.

Dalam cerita ini akhirnya booke (buku resep-resep sihir keluarga bliss) jatuh ketangan bibinya Rose yang jahat.

Book #2
Paris, Rose dan keluarganya akhirnya datang ke paris untuk mengikuti pertandingan masak. Dimana pertandingan tersebut merupakan tantangan Rose dengan bibinya untuk mendapatkan booke kembali ketangan keluarga bliss.
Dalam pertandingan, yang menurut ane ga imbang karena ada dua peserta yang menggunakan sihir untuk setiap masakanya. Sangat aneh, tapi lumayan seru. Di buku ke-2 ini hampir semua bab seru, terutama ketika rose dan saudara-saudaranya berburu bahan-bahan sihir disekitar paris, terdengar mengada-ada (terlalu dipaksakan) untuk beberapa bahan sihir. Hingga akhirnya Rose memenangkan pertandingan masak ini dan Rose akhirnya mendapatkan booke nya kembali, namun tidak utuh karena bibinya mengambil separuh buku dari booke bagian yang buruk milik kubu miliknya, kubu keluarga yang jahat.

Book #3
Setelah dari paris dan memenangkan pertandingan masak di paris, Rose menjadi terkenal dan banyak hal-hal yang mengganggu di rumahnya, seperti camera dimana-mana disekitar toko yang sekaligus menjadi kediamanya, surat-surat yang menumpuk dari penggemar sampai orang-orang yang terkenal. Sehingga toko roti bliss tidak bisa beroperasi seperti biasa.
Dalam buku ini, diceritakan terdapat Asosiasi Penggiling Adonan, dimana misi mereka untuk menaklukkan dunia melalui makanan tidak sehat mereka. Cerita dimulai ketika pemerintah mengeluarkan Undang-undang yang melarang toko roti rumahan untuk menjual rotinya. Kemudian Rose diculik oleh pemilik pabrik makanan, Rose dipaksa menyempurnakan 5 resep makanan dari koki sebelumnya, yang ternyata bibinya sendiri.
Bab pertama memang seru seperti biasa, tapi bab-bab berikutnya sudah mulai mengada-ada, membosankan gampang ditebak alurnya. Ane langsung lompat ke bab terakhir...yah begitu just i thought.

Akhirnya selesai juga baca trilogy buku ini, harus cepet-cepet dibalikin kepemiliknya. Tapi, over all it's fun can read this genre anymore.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

君たちはどう生きるか  (How Do You Live?)

Sinopsis Pada tahun 1943 selama Perang Pasifik, ibu Mahito Maki yang berusia 12 tahun, Hisako, terbunuh dalam sebuah serangan udara di Tokyo. Ayah Mahito, yang memiliki pabrik amunisi udara, menikah lagi dengan adik perempuan mendiang istrinya, Natsuko, dan mereka mengungsi ke tanah miliknya di pedesaan di mana mereka tinggal bersama beberapa pembantu tua. Mahito berjuang di kota baru, karena dia tidak cocok di sekolah dan mengalami hubungan yang tegang dengan Natsuko, yang sekarang hamil. Mahito juga bertemu dengan bangau abu-abu misterius di perkebunan yang sering mengganggunya. Setelah pulang ke rumah pada suatu hari dari perkelahian dengan anak-anak sekolah lainnya, Mahito sengaja melukai dirinya sendiri dengan memukul kepalanya sendiri dengan batu untuk membuat dirinya tampak sebagai korban. Saat memulihkan diri dari lukanya di perkebunan, Mahito menemukan salinan novel How Do You Live? dengan tulisan tangan ibunya di dalamnya, yang dimaksudkan sebagai hadiah untuknya saat dia dew

3 2 1 Go!

Lyricist:Takeshi Hosomi Composer:Takeshi Hosomi You said I can see the lights beneath Like a town under the clouds Just a bit of fear is fine Today Waiting for the shooting stars Crane my neck to look up at them When you laugh I feel your pain When the night is getting dark I can't stop looking into When the sky is getting cold I can't stop falling into When the time is getting old today Let's just say yeah Let me see the morning light Ditch a fake TV smile And you said to no one there Like 3, 2, 1 Go When we see the rising sun Then I feel your body getting warm You said Thought the world was completely dark I can still see my own track It's the beauty of its heart Today Not so perfect weather wise Hope it shows before the dawn When you smile I see your pain When the night is getting dark I can't stop looking into When the sky is getting cold I can't stop falling into When the

Takeshi Hosomi (ELLEGARDEN) Interview in US (2006)

"Thank you so much guy, america has been so great, and we are having a fantastic time here, really, thank you so much!" Takeshi said, waving--and it wasn't the usual rehearsed, typical lead singer chater. It was honest, from the heart, and off the cuff. Takeshi comes off as the nicest guy in j-rock, onstage and off. The whole band came out afterward and spent the whole night chatting with fans, with a 6am flight to new york looming, Nice! Less than an hour after bringing the house down for the first time in north america at SXSW 2006, and with a new CD just out and a nine-city tour on the horizon, Ellegarden's Takeshi Hosomi found a not-too-noisy corner of Austin's Japanese-occupied Brush Square Park and talked about marriage, money, and why TV sucks with purple SKY's Go Wells: Go Wells: So this is your first gig in america; how are you enjoying it? Takeshi Hosomi: You know, we are now making kinda big sales back in japan, and we're well known. All