Langsung ke konten utama

Seminar “Community Design through Culture”

The Japan Foundation Jakarta menyelenggarakan Seminar “Community Design through Culture”.

Hari/Tanggal
Senin, 10 Januari 2011

Jam & Tempat                 
13.30 – 16.30 WIB
Hall The Japan Foundation Jakarta
Gd. Summitmas 1 Lt. 2
Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62
Jakarta 12190

Pembicara    
Rahmat Kurniawan (Kepala Sub-divisi Perencanaan Ruang, Pengelolaan Lahan, dan Lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Batam) Muhammad Hatta (Sekretaris Jaringan Kerja Kepariwisataan Borobudur & Koordinator  Mandala  Borobudur Green Map)

Komentator
Laretna T Adishakti (Dosen di Dept. Arsitektur & Perencanaan UGM)

Pembicara dalam seminar ini adalah peserta program JENESYS (sebuah program pertukaran pemuda di Jepang) yang akan membagikan apa yang didapatnya mengenai community design through culture di Jepang. Hal ini kemudian dikaitkan dengan apa yang dihadapi oleh Indonesia.

Komentator dalam diskusi ini adalah Laretna T Adishakti. Ibu Laretna merupakan Dosen di Dept. Arsitektur & Perencanaan UGM. Beliau berpengalaman sebagai Kepala Pusat Pelestarian Pusaka Arsitektur UGM, membentuk Jakarta Heritage Society, dan juri dalam The Rolex Award for Enterprise.

Seminar ini terbuka untuk UMUM dan GRATIS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takeshi Hosomi (ELLEGARDEN) Interview in US (2006)

"Thank you so much guy, america has been so great, and we are having a fantastic time here, really, thank you so much!" Takeshi said, waving--and it wasn't the usual rehearsed, typical lead singer chater. It was honest, from the heart, and off the cuff. Takeshi comes off as the nicest guy in j-rock, onstage and off. The whole band came out afterward and spent the whole night chatting with fans, with a 6am flight to new york looming, Nice! Less than an hour after bringing the house down for the first time in north america at SXSW 2006, and with a new CD just out and a nine-city tour on the horizon, Ellegarden's Takeshi Hosomi found a not-too-noisy corner of Austin's Japanese-occupied Brush Square Park and talked about marriage, money, and why TV sucks with purple SKY's Go Wells: Go Wells: So this is your first gig in america; how are you enjoying it? Takeshi Hosomi: You know, we are now making kinda big sales back in japan, and we're well known. All...

君たちはどう生きるか  (How Do You Live?)

Sinopsis Pada tahun 1943 selama Perang Pasifik, ibu Mahito Maki yang berusia 12 tahun, Hisako, terbunuh dalam sebuah serangan udara di Tokyo. Ayah Mahito, yang memiliki pabrik amunisi udara, menikah lagi dengan adik perempuan mendiang istrinya, Natsuko, dan mereka mengungsi ke tanah miliknya di pedesaan di mana mereka tinggal bersama beberapa pembantu tua. Mahito berjuang di kota baru, karena dia tidak cocok di sekolah dan mengalami hubungan yang tegang dengan Natsuko, yang sekarang hamil. Mahito juga bertemu dengan bangau abu-abu misterius di perkebunan yang sering mengganggunya. Setelah pulang ke rumah pada suatu hari dari perkelahian dengan anak-anak sekolah lainnya, Mahito sengaja melukai dirinya sendiri dengan memukul kepalanya sendiri dengan batu untuk membuat dirinya tampak sebagai korban. Saat memulihkan diri dari lukanya di perkebunan, Mahito menemukan salinan novel How Do You Live? dengan tulisan tangan ibunya di dalamnya, yang dimaksudkan sebagai hadiah untuknya saat dia dew...

SEMAKBELUKAR hingga bunga indah Drohaka

(artwork by Racun Cinta) SEMAKBELUKAR - Drohaka (EP. 2012) Tracklisting : 01. Be(Re)ncana 02. Gita Cempala 03. Malasmarah All Songs Written, Produced, Recorded & Mixed by David Hersya Recorded at : Castranada (Percussion) OVM Studio (Akordeon | Be(Re)ncana & Gita Cempala) Chicken Rock Studio (Akordeon | Malasmarah) Blacksheep Studio (Vocal) Mixed | Castranada Mastered | AD Studio Photo & Cover Artwork | OVM Studio Belukaria Orkestar : David Hersya - Vocal | Percussion Ricky Zulman - Akordeon | Photographer | Cover Designer Jemmie Delvian - Mastering Engineer Songs + Cover 28.4 MB (ZIP) Oleh Farid Amriansyah Skena musik alternatif tiap daerah pasti memiliki karakter tersendiri, begitu pula entitas musikal yang ada di dalamnya. Berbicara tentang Palembang, SEMAK BELUKAR adalah sebuah entitas musikal alternatif yang unik nan ajaib dari Bumi Sriwijaya. Lahir di tahun 2009 lalu, tak seperti kebanyakan grup “folk” lokal masa kini yang memilih musik...